Berton ton sampah telah hilang dari Desa Tawangsari

  • TAWANGSARI.PUJON

Desa Tawangsari telah mengambil langkah penting dalam pengelolaan sampah dengan membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Inisiatif ini dimulai pada tahun 2014, ketika pemerintah desa, dengan dukungan dari pemerintah Kab. Malang, membangun fasilitas pengelolaan sampah yang terintegrasi, termasuk bangunan dan infrastruktur yang diperlukan. Fasilitas ini mulai beroperasi di awal tahun 2024 dan menjadi salah satu TPST besar pertama yang masih beroperasi hingga saat ini. Namun, ada kekhawatiran mengenai kemampuan TPST ini untuk beroperasi secara berkelanjutan di masa depan. Beberapa masalah awal telah teridentifikasi, seperti cakupan layanan yang tidak memenuhi standar minimum, operasi yang sempat terhenti cukup lama pada tahun 2017, partisipasi masyarakat yang lemah, dan ketergantungan finansial pada dana operasional dari pemerintah desa. Studi yang dilakukan bertujuan untuk mengevaluasi keberlanjutan TPST Tawangsari, dan hasilnya menunjukkan bahwa TPST ini memiliki peluang keberlanjutan yang rendah karena volume sampah yang dikelola masih kecil, adanya masalah finansial, tenaga kerja yang tidak selalu dapat diandalkan untuk menjalankan aktivitas teknis secara rutin, serta partisipasi masyarakat yang belum optimal dalam mendukung TPST. Kemampuan untuk mengurangi volume sampah juga masih dalam jumlah yang kecil.

 

Pemerintah Desa Tawangsari telah mengidentifikasi beberapa langkah strategis untuk meningkatkan keberlanjutan pengelolaan sampah. Langkah-langkah ini termasuk peningkatan partisipasi masyarakat melalui pendidikan dan kampanye kesadaran lingkungan, peningkatan efisiensi operasional TPST dengan pelatihan teknis bagi pekerja, dan diversifikasi sumber pendanaan untuk mengurangi ketergantungan pada dana operasional dari pemerintah desa. Selain itu, pemerintah desa juga berencana untuk mengadopsi teknologi pengolahan sampah yang lebih canggih untuk meningkatkan kapasitas pengurangan volume sampah. Inovasi sosial seperti pembuatan aplikasi untuk memudahkan pengelolaan pelanggan dan aktivitas penjemputan sampah juga sedang dipertimbangkan. Pemerintah desa mengakui pentingnya kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk lembaga pendidikan, organisasi non-pemerintah, dan sektor swasta, untuk mencapai tujuan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

 

Masyarakat dapat memainkan peran penting dalam pengelolaan sampah dengan mengadopsi perilaku yang mendukung lingkungan. Langkah pertama adalah dengan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. Ini bisa dilakukan melalui pendidikan dan kampanye kesadaran yang menekankan pada praktik 3R: Reduce, Reuse, dan Recycle. Misalnya, mengurangi konsumsi barang sekali pakai, menggunakan kembali barang yang masih layak, dan mendaur ulang bahan yang dapat didaur ulang. Selanjutnya, masyarakat dapat berpartisipasi dalam program bank sampah, yang memungkinkan mereka untuk mengumpulkan dan memilah sampah yang kemudian dapat dijual atau didaur ulang. 

 

Pembentukan komunitas lokal yang berfokus pada pengelolaan sampah juga dapat meningkatkan partisipasi masyarakat. Komunitas ini dapat mengorganisir kegiatan seperti pelatihan pembuatan kompos, workshop daur ulang, dan program lain yang mendukung pengelolaan sampah berkelanjutan. Selain itu, masyarakat dapat terlibat dalam proses pengambilan keputusan terkait kebijakan pengelolaan sampah di tingkat desa, sehingga mereka memiliki suara dalam menentukan strategi yang paling efektif untuk lingkungan mereka.

Mendorong individu untuk menjadi contoh dalam pengelolaan sampah yang baik juga sangat penting. Ini bisa mencakup perilaku sederhana seperti membawa tas belanja sendiri, menggunakan botol air minum yang dapat digunakan kembali, dan menghindari penggunaan plastik sekali pakai. Dengan menunjukkan perilaku ini, individu dapat mempengaruhi orang lain di sekitar mereka untuk mengikuti praktik yang sama.

Keterlibatan masyarakat dalam sosialisasi dan edukasi pengelolaan sampah juga krusial. Mereka dapat berpartisipasi dalam kampanye untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah sampah dan solusi yang dapat diterapkan di tingkat rumah tangga. Ini termasuk membagikan informasi tentang cara memilah sampah dengan benar, manfaat dari pengelolaan sampah yang efektif, dan dampak negatif dari sampah yang tidak dikelola dengan baik terhadap lingkungan.

Akhirnya, masyarakat dapat bekerja sama dengan pemerintah dan organisasi non-pemerintah untuk mengembangkan dan menerapkan program pengelolaan sampah yang inovatif. Kerjasama ini dapat mencakup pembuatan aplikasi untuk memudahkan pengelolaan pelanggan dan aktivitas penjemputan sampah, serta pengembangan teknologi baru untuk pengolahan sampah yang lebih efisien. Dengan demikian, partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.